Kalau
dilihat dari judul tulisan ini “Motivasi Belajar”, disini terdapat 2 kata yang
berbeda makna yaitu “movitasi” dan “belajar”. Namun apabila kita kaitkan satu
sama lain dari kedua kata tersebut, akan memiliki makna yang lebih luas. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi memiliki arti dorongan yang timbul pada
diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Sementara belajar memiliki arti berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu atau kepandaian
yang diinginkan tidak serta merta datang begitu saja melainkan perlu sebuah
proses. Dalam proses itu pun tidak selamanya apa yang kita lakukan berjalan
sesuai dengan rencana, maksudnya yaitu mungkin saja kita menemukan beberapa
kendala atau masalah yang harus dihapadi. Kebanyakan dari kita (khususnya
penulis) pernah atau bahkan merasa kurang percaya diri dan yang parahnya yaitu
merasa bahwa sudah gagal. Dari sini sudah terlihat, agar kita bisa menghadapi
dan melewati ujian atau masalah yang ditemui perlu adanya semangat dan juga
rasa percaya diri yang tinggi dalam pribadi masing-masing, inilah yang
dinamakan motivasi.
Sebuah
dorongan dari dalam diri masing-masing yang bisa men-trigger atau memaksa tubuh dan pikiran untuk melakukan dan
menyelesaikan masalah yang timbul. Sebenarnya masalah tersebut, bisa dianggap
sebagai sebuah ujian atau batu loncatan dimana apabila seseorang mampu
menyelesaikan masalah tersebut maka kelak di kemudian hari bisa mengatasi
masalah dengan level yang sama atau bahkan lebih tinggi dari yang sudah pernah
dihadapi. Sebenarnya motivasi belajar ini ada bersifat internal dan eksternal.
Motivasi yang bersifat internal
adalah dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu, jadi tanpa
adanya dorongan atau kemauan yang datangnya dari dalam pribadi masing-masing
rasanya sangat sulit atau bisa terhambat dalam menyelesaikan suatu masalah.
Kemudian untuk motivasi yang bersifat eksternal
adalah motivasi/dorongan yang datangnya dari luar pribadi seseorang, bisa dari
lingkungan sekitar contoh yang paling dekat adalah keluarga atau bisa dari apa
yang seseorang tersebut lakukan. Terlebih di zaman sekarang ini yang segala
sesuatunya bersifat IT-based (berbasis
teknologi) kita bisa mengakses segala informasi dimana saja dan kapanpun kita
mau.
Apabila
seseorang tersebut sudah berhasil menyelesaikan suatu masalah dalam proses
belajarnya, penulis merasa sangat perlu seklali adanya sebuah penghargaan diri
(self-reward). Dimana setiap kali seseorang (terlebih untuk anak) berhasil
melakukan sesuatu yang baru atau mampu menyelesaikan suatu persoalan, cobalah
untuk memberikan penghargaan (hadiah) terhadap diri sendiri. Sebagai contoh,
apabila seorang anak berprestasi dalam kelas maka sudah sepantasnya sebagai
orang tua memberikan ‘imbalan’ yang setimpal atas kerja keras atau pencapaian
anak tersebut bisa berupa hadiah, dimana apabila anak tersebut merasa senang
kelak untuk ke depannya si anak akan merasa termotivasi untuk melakukan sesuatu
yang lebih lagi atau mencapai apa yang dia inginkan.
Kesimpulan
yang bisa penulis ambil yaitu bahwa motivasi dalam proses belajar itu sangat
penting, karena tanpa adanya motivasi atau dorongan seseorang tidak akan bisa
berkembang dalam menyelesaikan suatu persoalan. Faktor yang mempengaruhi
dorongan itu sendiri ada yang berasal dari dalam pribadi seseorang (kemauan
dari dalam hati) dan juga yang berasal dari luar (lingkungan sekitar:
keluarga). Dan ketika seseorang telah berhasil dan berprestasi, maka dia telah
siap untuk naik ke level selanjutnya dan berhak untuk mendapatkan penghargaan (self-reward) yang bisa menjadi dorongan
untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih di masa depan.