Minggu, 25 Maret 2012

Contoh Program Sederhana Pada Delphi7

Pada kesempatan kali ini, saya akan sharing mengenai Pemrograman pada Delphi7. Yang akan saya buat adalah contoh program sederhana, yang cocok bagi para calon programmer ataupun bukan yang sedang dalam tahap berlajar atau pun tidak karena saya sendiri bisa dibilang sedang dalam tahap belajar . . . :D


Langsung saja ke pokok permasalahan. 


Pada program kali ini, menggunakan 3 Label :

  • Name : Label1

    Caption : Nama
  •     Name : Label2

    Caption : NPM
  •     Name : Hasil

    Caption : (dikosongkan)

Kemudian juga menggunakan 2 Edit :
  •     Name : Nama 

    Text : (dikosongkan)
  •     Name : NPM

    Text : (dikosongkan)

Dan yang terakhir adalah menggunakan 2 Button :
  • 1.    Name : OK

      Caption : OK
  • 2.    Name : Hapus

      Caption : Hapus

Yang akan dibahas disini yaitu bagaimana logika program pada saat kita meng-klik Button ‘OK’, program akan mengeluarkan output berdasarkan inputan yang kita masukkan dan juga Button ‘hapus’ yang akan menghapus layar agar kita dapat meng-input kembali.

Pertama, lakukan double klik pada Button ‘OK’ yang telah kita buat. Kemudian akan muncul CodeEditor (tempat dimana kita akan menuliskan kode program yang ingin dibuat). Lalu ketikkan program berikut :

Hasil.Caption:='Nama saya '+Nama.Text+' NPM saya '+NPM.Text;

Format dari listing program yang kita buat tadi yaitu Name.Attribute. ‘Hasil.Caption’ merupakan Label Hasil, yaitu tempat dimana nantinya output tersebut keluar. Dimana Hasil merupakan Name dari Label1 dan karena Attribute nya adalah Caption dan kebetulan Caption tersebut dikosongkan, maka cukup dituliskan Caption saja. Kemudian untuk ‘Nama.Text’ merupakan sintaks untuk memanggil Edit1 yang telah kita beri nama “Nama” sebagai inputan nama. Begitu juga dengan ‘hobi.Text’, yaitu sintaks untuk memanggil Edit2 yang telah kita beri nama “Hobi” sebagai inputan hobi. Text disini yaitu Attribute dari Edit yang kita buat di bagian Form. Di akhir dari setiap sintaks yang telah kita buat, maka DIWAJIBKAN membubuhi tanda titik koma (;). Karena jika tidak, program tidak akan berjalan.

Selanjutnya yaitu lakukan double klik pada Button ‘Hapus’ dengan mengetikkan kode sebagai berikut :

    Hasil.Caption:='';
    Nama.Text:='';
    hobi.Text:='';

Button ‘Hapus’ ini digunakan untuk membersihkan atau menghapus inputan dan juga output yang kita ketikkan tadi, jadi program tampak seperti saat dijalankan pertama kali sehingga kita bisa melakukan inputan selanjutnya. Agar button tersebut berfungsi maka kita cukup mengetikkan ‘’ yaitu (2 tanda kutip tanpa menyisipkan apapun didalamnya).


Nah, setelah semuanya selesai, jalankan programnya dengan meng-klik Run atau langsung klik icon  atau bisa juga dengan menggunakan keyboard F9.

Maka program tersebut akan terlihat seperti di bawah ini.


Kemudian ketikkan di kolom Nama dan hobi sesuai dengan keinginan. Sebagai contoh adalah sebagai berikut.


Sekian sharing dari saya, kalau ada yang kurang jelas bisa langsung di komen saja :D
READ MORE - Contoh Program Sederhana Pada Delphi7

Minggu, 18 Maret 2012

Konsepsi IBD Dalam Kesusastraan

Pendekatan Pada Bidang Kesusastraan

Ilmu budaya dasar yang nama sebenarnya adalah Basic Humanities, yaitu berasal dari bahasa Inggris yakni the humanities. Istilah ini berasal pula dari bahasa latin Humanus yang artinya manusiawi, berbudaya dan halus.
Seni sangat berkaitan erat dengan masalah kemanusiaan. Karena seni adalah ekspresi yang bersifat tidak normatif, menjadikan seni lebih mudah berkomunikasi. Oleh sebab itu nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Sebab masalah kemanusiaan merupakan masalah yang sangat penting, yang perlu diperhatikan pula oleh mahasiswa.
Tujuan utama mata kuliah ini adalah supaya mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
Nilai-nilai Kemanusiaan Dalam Prosa Fiksi


Sebagai bagian dari seni, yang lebih menekankan pada cerita. Mau tidak mau karya sastra ini langsung atau tidak langsung membawa moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain dalam Prosa Fiksi mengandungg beberapa nilai yakni
  1. Memberikan kesenangan
  2. Memberikan informasi
  3. Memberikan warisan cultural
  4. Memberikan keseimbangan wawasan
Ilmu Budaya Dasar Yang Berhubungan dengan Puisi

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa puisi merupakan bagian dari seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari kesenian, dan kesenian adalah unsure dari kebudayaan. Sehingga Puisi dapat diartikan ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahsa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan
  1. Figura bahasa
  2. Kata-kata yang ambiguitas
  3. Kata-kata yang berjiwa
  4. Kata-kata yang konotatif
  5. Pengulangan
Adapun tujuan penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut
1. Makna hubungan puisi dengan pengalaman hidup
    Penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Yang artinya manusia senantiasa ingin selalu memiliki salah ssatu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpalan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat.
    2. Puisi dengan kesadaran individual
      Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk berfikir menurut hati nurani, baik untuk orang lain maupun diri sendiri.
      3. Puisi dengan keinsafan social
        Dalam puisi syarat dengan masalah sosial, yang terlibat dalam issue dan problem sosial. Yaitu bisa berupa
        -  Penderitaan
        -  Perjuangan
        -  Konflik
        -  Pemberontakan terhadap hokum Tuhan

        Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih.
        Contohnya dalam puisi Rendra dengan judul “Episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta begitu merasuk kedalam jiwa dua  sejoli muda-mudi yang menjalin ikatan cinta. Ataupun contoh lainnya Puisi Amir Hamzah denga judul “Padamu Jua” yang isinya merupakan ratapan hati yang hancur luluh karena tali cintanya yang telah begitu mesra dengan sorang gadis jawa direnggut dan diputuskan oleh ayahnya, yang menjodohkan dengan gadis pilihan ayahnya yang masih terbilang kemenakannya sendiri.
        Sumber: 
        READ MORE - Konsepsi IBD Dalam Kesusastraan

        Ilmu Budaya Dasar (IBD) Sebagai Salah Satu MKDU


        Ilmu Budaya Dasar salah satu MKDU
        Ilmu Budaya Dasar merupakan mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Secara singkat, tujuan Ilmu Budaya Dasar adalah agar mahasiswa dapat memperlihatkan :
        1. Minat dan kebiasaan menyelidiki keadaan yang terjadi di sekitarnya dan di luar lingkungannya sendiri.
        2. Kesadaran akan pola-pola kehidupan yang dianut dengan cara hidupnya.
        3. Kerelaan memikirkan kebenaran nilai-nilai yang dianut mereka masing-masing.
        4. Membedakan baik dan buruk nilai-nilai, sehingga dapat menjaga hidup mereka masing-masing.
        Ilmu Budaya Dasar di Indonesia dikembangkan sebagai pengganti istilah “Basic Humanitiesm”, yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Jadi dapat diartikan bahwa dengan mempelajari Ilmu Budaya Dasar manusia akan lebih memiliki sifat manusiawi, berbudaya, dan halus.
        Berikut adalah pengelompokan ilmu pengetahuan yang dibagi menjadi 3, di antaranya :
        1. Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Science)
        Ilmu pengetahuan ini lebih sering disebut sebagai “ilmu pasti”, karena seluruh proses ala mini selalu menghasilkan 100% benar atau 100% salah.
        2. Ilmu-ilmu Sosial (Social Science)
        Ilmu sosial merupakan ilmu yang mengkaji tentang hubungan manusia, namun tidak terlepas dari metode ilmiah dalam pencarian solusinya. Jadi dapat dikatakan ilmu social akan menghasilkan kemungkinan hamper 100% benar atau salah.
        3.Pengetahuan Budaya (The Humanities)
        Pengetahuan ini mencakup keahlian seni dan filsafat, dan masih ada sedikit pengaruh metode ilmiah dalam pencarian solusinya. Masalah yang dikaji dalam pengetahuan inipun tentang nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya.
        Perbedaan Ilmu Budaya Dasar dengan Ilmu Pengetahuan Sosial :
        Ilmu Budaya Dasar merupakan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah mengenai manusia dan budaya. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pengetahuan tentang hubungan antar manusia.
        Persamaan Ilmu Budaya Dasar dengan Ilmu Pengetahuan Sosial :
        Kedua ilmu ini merupakan ilmu dasar yang membentuk jiwa manusia kepada nilai-nilai baik dalam berhubungan langsung dengan manusia lainnya.
        Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pelajaran dalam Ilmu Budaya Dasar antara lain :
        1. Manusia dan cinta kasih.
        2. Manusia dan keindahan.
        3. Manusia dan keadilan.
        4. Manusia dan pandangan hidup.
        5. Manusia dan tanggung jawab.
        6. Manusia dan pengabdian.
        7. Manusia dan harapan.

        Disini terdapat dua masalah pokok ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan :
        1. Dengan menggunakan budaya, baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin ilmu) di dalam pengetahuan budaya maupun secara gabungan (antar bidang).
        2. Hakekat manusia yang satu atau universal, tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman & tempat.

        Dari dua masalah pokok tersebut dapat dikaji bahwa manusia menempati posisi sentral
        dalam pengkajian, tidak hanya sebagai objek pengkajian.Hubungan manusia dengan Sang Pencipta, diri sendiri, sesama manusia, alam dan nilai-nilai manusia.Bahasan yang dikembangkan Manusia & cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab serta pengabdian, kegelisahan & harapan.

        Penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pe­ngetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitar­nya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.  

        Sumber :


        READ MORE - Ilmu Budaya Dasar (IBD) Sebagai Salah Satu MKDU

        Selasa, 13 Maret 2012

        Nasib Kesenian Ketoprak di Era Industri Hiburan

        Dulu, Kesenian Ketoprak memiliki tempat yang begitu istimewa di lingkungan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa. Namun, coba tanya kepada anak muda sekarang, “Apa itu kesenian ketoprak?” Jawabannya mungkin akan terdengar menyedihkan. Kalau bukan, “Itu kan nama makanan,” yang paling mendekati benar adalah, “Itu kan tayangan komedi di televisi.”
        Miris memang, melihat realitas kata ‘ketoprak’ yang adiluhung itu kini melekat pada makanan dan lawakan. Sebab, dua hal itu yang terkomunikasi pada generasi sekarang. Coba saja lihat, di mana kita bisa menemukan pertunjukan Kesenian Ketoprak yang masih mengemban pakem pertunjukan yang sebenarnya?
        Jika di era 80-an, banyak tobong Kesenian Ketoprak menangguk untung dari tiket pertunjukan yang tak pernah sepi pengunjung atau tayangan Kesenian Ketoprak di TVRI yang menjadi acara favorit dan merajai prime time, maka sekarang jangankan berlaga di layar kaca, pertunjukan live-nya pun hanya dihadiri segelintir orang yang bahkan kalah banyak dibanding jumlah pemain.
        Sudah matikah Kesenian Ketoprak? Jangan sekali pun menjudge bahwa Ketoprak telah mati. Mungkin saat ini memang kesannya demikian. Tapi tunggu beberapa saat lagi, karena para pegiat Ketoprak yang tersisa takan pernah rela membiarkan kesenian yang dicintainya mati dan lenyap begitu saja.
        Nah, untuk mengingat kembali kejayaan-kejayaan yang pernah diraih Kesenian Ketoprak, tak ada salahnya jika kita sama-sama mengulas tentang sejarah Kesenian Ketoprak. Selain itu, kita juga akan mencari tahu akar problematik dalam Kesenian Ketoprak dan mencari solusi terbaik untuk mengangkat kembali citra Kesenian Ketoprak.


        Sejarah Kesenian Ketoprak
        Kesenian Ketoprak adalah kesenian rakyat yang memadukan seni drama, musik, dan sastra sekaligus. Kesenian Ketoprak ini tumbuh subur di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta sebagian daerah Jawa Timur. Dahulu, Kesenian Ketoprak ini tumbuh subur di daerah tersebut. Kesenian Ketoprak menjadi salah satu pertunjukan yang menghibur masyarakat.
        Kesenian Ketoprak bermula dari permainan rakyat menabuh lesung pada bulan purnama yang disebut gejogan. Awalnya, tabuhan lesung ini menjadi pengiring nyanyian dolanan, yang kemudian dimasukkan unsur cerita ke dalamnya sehingga membentuk suatu teater sederhana. Keanggunan sastra terlihat pada penggunaan bahasa yang indah dan sastrawi. 
        Kesenian Ketoprak semakin menemukan bentuknya dengan rangka penopang berupa cerita Babad Tanah Jawa. Cerita tersebut sangat menarik. Apalagi, diperkaya dengan cerita-cerita legenda bahkan mengadaptasi cerita dari luar negeri. Meskipun begitu, Kesenian Ketoprak tidak pernah memainkan lakon yang diambil dari repertoar Mahabharata maupun Ramayana.
        Beberapa lakon Kesenian Ketoprak yang terkenal misalnya: Darma-Darmi, Kendana-Gendini, Aryo Penangsang Mati Ngadeg, Warok Suramenggala, Abdul Semararupi, Panji Asmarabangun, Klana Sewandana, Ande-ande lumut, Anglingdarma, Rara Mendut-Pranacitra, Damar Wulan, dan sebagainya. 


        Kesenian Ketoprak yang Semakin Redup
        Industri hiburan yang berkembang dahsyat belakangan ini telah menggeser eksistensi kesenian ketoprak. Dunia industri hiburan berorientasi pada kapitalisme, dan minat publik telah berpaling ke bentuk hiburan yang lebih masal seperti televisi.
        Televisi berlomba-lomba membuat tayangan modern dan mengabaikan kesenian-kesenian tradisional yang dinilai tidak lagi mampu menghimpun penonton. Kesenian rakyat pun megap-megap sakaratul maut. Ketoprak sedang menanti detik-detik kematian karena tobong-tobong ketoprak ditinggalkan penghuni, bangku-bangku pertunjukan kosong melompong, dan televisi semakin pelit memberi ruang.
        Kalaupun ada media yang masih menggandeng Kesenian Ketoprak, itu hanya RRI Daerah Istimewa Yogyakarta. Menyedihkan, bahkan penyiarannya hanya sebulan sekali, sangat jauh dari cukup untuk membuat Kesenian Ketoprak dikenal generasi muda.

        Problematika Kesenian Ketoprak
        Siapa yang patut dipersalahkan atas musnahnya kesenian rakyat ini dari panggung hiburan masal? Banyak hal yang menyebabkan semua ini bisa terjadi. Namun, alasan utama menghilangnya Kesenian Ketoprak ini datang dari para penggiatnya sendiri.

        Tak bisa dipungkiri, stagnasi kreatif di dalam tubuh kesenian rakyat, khususnya Kesenian Ketoprak menjadi penyebab utama ditinggalkannya kesenian ini. Kebanggaan dan kecintaan tak terwariskan kepada generasi berikutnya akibat kejenuhan, miskin inovasi, dan tidak mampu menampung gelegak pembaruan. 
        Kesenian modern dalam industri hiburan dewasa ini lebih memanjakan penonton, serta menawarkan pengalaman baru. Tak sepenuhnya bisa disalahkan mengapa gemerlapnya bisa memalingkan perhatian masal dan membuat kesenian rakyat jauh tertinggal di belakang.
        Penyebab lainnya adalah kurang mampunya pelaku kesenian dalam mengelola penonton. Pertunjukan Kesenian Ketoprak dinilai tidak lagi menampilkan kesan atraktif dan kreatif. Itu sebabnya kesenian tersebut gagal bertarung di tengah riuhnya industri hiburan modern.


        Kesenian Ketoprak Wajib Berbenah
        Agar bisa bertahan di tengah gempita dunia hiburan, tak bisa tidak, Kesenian Ketoprak dan kesenian daerah lain harus berbenah. Harus ada upaya kreatif yang menyeluruh untuk menarik kembali hasrat publik. Pekerja seni tradisional harus menemukan formula pertunjukan yang kreatif, atraktif, dan komunikatif.
        Kita tidak bisa mengandalkan bantuan pemerintah untuk memberikan “napas buatan” pada kesenian daerah yang sekarat di ambang kematian. Masyarakat harus disadarkan mengenai warisan budaya sebagai kekayaan seni yang tak ternilai harganya.
        Angin segar itu bertiup saat mulai ditemukan upaya pembaruan Kesenian Ketoprak menjadi bentuk baru yang mengakomodasi kemodernan. Sebutlah misalnya Kesenian Ketoprak Ringkes yang saat ini mengalami perkembangan cukup baik di Yogyakarta.
        Kesenian Ketoprak Ringkes mengakomodasi minat masyarakat terhadap isu-isu aktual, memadukan ketoprak klasik dengan adaptasi situasi politik sosial yang sedang hangat diperbincangkan. Ditambah sentuhan komedi satire, Kesenian Ketoprak Ringkes menjadi alternatif tontonan yang segar, lucu, dan membuka wawasan.
        Beberapa kelompok drama di Jawa Tengah memasukkan unsur musikal yang bersahabat dengan telinga anak muda, misalnya menambahkan sentuhan violin, keyboard, gitar, bahkan drum. Lagu pengiringnya mengambil koleksi lagu-lagu pop yang sedang “in.”
        Lain lagi yang dilakukan Forum Seniman Gumregah, Yogya. Mereka membuat pembaruan tata panggung dengan memasukkan unsur teater modern. Panggung menjadi multiseting, dan pengadeganan lebih menarik. Ditambah lagi dengan memasukkan koreografi tari kontemporer, sehingga adegan peperangan lebih dinamis dan dramatik.


        Bangkitlah Kesenian Ketoprak!
        Kesenian Ketoprak memang cenderung dianaktirikan—jika tak mau disebut dibuang—dalam pentas industri. Menanti perhatian pemerintah bagaikan menunggu cendawan tumbuh di musim kemarau. Kita boleh berharap pemerintah berbaik hati menggelar festival Kesenian Ketoprak, atau lomba, dan sejenisnya yang bisa membuat kesenian ini hidup. Atau, boleh juga berharap dunia pendidikan mengakomodasi ketoprak sehingga masuk dalam kurikulum pendidikan.
        Ah, tapi selagi itu semua masih harapan, ada baiknya kita memulai dengan meminati Kesenian Ketoprak ini. Minimal dengan mempelajari dan menyelami estetika yang terkandung di dalamnya. Seperti pepatah uzur, “Lebih baik menyalakan lilin daripada memaki kegelapan.”
        Sudah saatnya bagi para penggiat Kesenian Ketoprak untuk bangkit. Sudah saatnya bagi mereka untuk menciptakan kemasan baru dan kembangkan kreativitas baru bagi kesenian ini. Jangan mau kesenian yang adiluhung ini hilang tak berbekas. Masyarakat Jawa, khususnya generasi muda, tentu tidak ingin mengetahui kebesaran Kesenian Ketoprak ini hanya dari mulut ibu bapak dan kakek neneknya saja.


        Sumber : http://www.anneahira.com/kesenian-ketoprak.htm
        READ MORE - Nasib Kesenian Ketoprak di Era Industri Hiburan



        widget by Y-Kool